SUPERVISI
PENDIDIKAN
A.
PENGERTIAN,
TUJUAN DAN FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN
1.
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Ada
bermacam-macam definaisi supervisi pendidikan. Dalam uraian buku Prinsip dan
teknik supervisi pedidikan dikemukakan pendapat Adam Dan Dikcy bahwa supervisi
pendidikan adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran,
kemudian dikemukakan juga pendapat Kimball wiles supervisi adalah bantuan yang
diberikan untuk memperbaiki situasi belajar. (Piet A. Sahertian, 1982:21).
Dari berbagai pendapat kita juga dapat
mengikuti definisi supervisi seperti yang dikemukakan dalam buku petunjuk
pelaksanaan pengelolaan administrasi dan supervisi. Dalam pedoman itu
ditegaskan pengertian supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruf
staf untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Bantuan itu
dapat berupa teknis administrative maupun teknik edukatif. Bantuan itu
diberikan secara sistematis, demokratis, koperatif, konstruktif, dan kreatif.
Supervisi pendidikan adalah segenap
bantuan yang diberikan oleh seorang dalam mengembangkan situasi belajar
mengajar disekolah kearah yang lebih baik. Supervisi meliputi segenap aktifitas
yang dirancang untuk mengembangkan pengajaran dan atau pembelajaran pada semua
tingkatan organisasi sekolah (Wiles, 1985).
Dalam kamus Dictinary of Education
(Good, 1973) istilah supervisi pendidikan diberi batasan sebagai segenap usaha
dari para pengelola atau pimpinan sekolah dalam upaya memimpin guru atau
petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, seleksi
pertumbuhan jabatan dan pengembangan guru-guru, dan memperbaiki tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode dan evaluasi pengajaran.
Supervisi adalah segenap aktifitas yang
dilakukan oleh personil sekolah yang ada hubungannya dengan orang dewasa dan
benda-benda untuk memelihara atau mengubah cara kerja sekolah yang berpengauh
langsung terhadap proses pembelajaran, dan digunakan untuk meningkatkan
aktiviatas belajar siswa. Supervisi sesungguhnya sangat berkaitan dengan aspek
pengajaran, tetapi tidak berorientasi langsung pada siswa. Supervisi merupakan
salah satu fungsi pokok sekolah, bukan tugas atau pekerjaan spesifik, dan bukan
pula sebagai perangkat teknik-teknik. Supervisi pengajaran atau akademik
diarahkan untuk memelihara dan mengembangkan proses belajar mengajar di
sekolah. (Harris, 1975, menurut kutipan Sergeovani dan Starrat, 1979).
Dari berbagai pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah segenap usaha baik yang berupa
teknis administrative maupun teknik edukatif yang dilakukan oleh seorang supervisor
(seorang penilik SD, kepala sekolah atau guru biasa yang memberikan bantuan
untuk anggota staf lain dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik dalam
mengajar) untuk memperbaiki, menciptakan dan mengembangkan situasi belajar yang
lebih baik guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
2.
Tujuan
Supervisi Pendidikan
Secara umum sebenarnya sudah terimplisit
dalam definisi-definisi supervisi yang dikemukakan dimuka. Tujuan umum dari
supervisi pendidikan adalah membantu mengembangkan situasi belajar kearah yang
lebih baik. Burton
dan Bruecker (1979, menurut kutipan Sergeovani, 1979) menggariskan tujuan
supervise pendidikan sebagai berikut :
- Tujuan utama dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan pertumbuhan siswa yang pada giliranya diharapkan dapat mengembangkan masyarakat.
- Tujuan kedua supervisi pendidikan secara umum adalah untuk melengkapi kepemimpinan di dalam memelihara kesinambungan dan readaptasi progam pendidikan sepanjang tahun, dari jenjang satu kejenjang yang lainnya, dan dari daerah pengalaman belajar yang satu kedaerah pengalaman belajar yang lain.
- Tujuan langsung (khusus) supervisi pendidikan adalah mengembangkan kegiatan belajar mengajar secara kooperatif dan menyenangkan.
Menurut jawaban rumusan masalah yang ada
dalam buku pedoman kurikulum tahun 1984 dapat dirumuskan tujuan dari supervisi
pendidikan yaitu :
1) Membantu
guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan progam satuan
pelajaran.
2) Membantu
guru dalam menyusun design mengajar
3) Membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
4) Membantu
guru dan menilai proses dan hasil belajar mengajar
5) Membantu
guru meningkatkan kegiatan belajar mengajar dikelas termasuk mengelola kelas
yang lebih berhasil guna.
6) Membantu
guru dalam meningkatkan cara-cara menilai hasil belajar siswa
7) Memebantu
seluruh staf sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
termasuk bimbingan karir.
·
Meningkatkan
pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
·
Melaksanakan bimbingan
karir.
8) Membantu
guru dalam menterjemahkan kurikulum kedalam progam mengajar.
·
Memahami landasan
kurikulum yang dterapkan
·
Meningkatkan pemahaman
tentang intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstrakurikuler.
3.
Fungsi
Supervise Pendidikan
Yang dimaksud dengan fungsi dalam uraian
ini dapat dibagi menjadi 2 fungsi yaitu:
1)
Fungsi Supervisi
pendidikan untuk seorang supervisor.
Adalah tugas aktif dari kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh orang yang berfungsi sebagai supervisor.
Supervisor itu dapat seorang penilik SD, pengawas SMP, kepala sekolah atau guru
biasa yang memberikan bantuan untuk anggota staf lain dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidik dalam mengajar.
Tujuan yang telah ditetapkan dalam
proses kerja hanyalah merupakan cita-cita yang masih perlu diwujudkan melalui
cita-cita yang nyata. Begitu pula seorang supervisor dalam merealisasikan
progam supervisinya ia memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang harus
dijalankan secara sistematis. Tugas dan tanggung jawab tersebut
diekstrapolasikan dalam bentuk fungsi supervise pendidikan, yakni:
·
Penelitian : dilakukan dalam rangka mengumpulkan data
mengenai situasi belajar mengajar yang sebenarnya. Tahap-tahap penelitian
terdiri dari penentuan masalah yang akan diteliti, pengumpulan data, dan
penarikan kesimpulan hasil data penelitian.
·
Penialaian : setelah suatu situasi diamati melalui proses
penelitian, supervisor selanjutnya menyimpulkan aspek apa saja yang telah
diteliti. Yang ditekankan dalam fungsi penilaian ini adlah aspek positifnya,
bukan pada hal negarifnya saja. Suprvisor yang baik tidak hanya mencari
kelemahan-kelemahan yang disupervisinya, melainkan berusaha mendiagnosis segala
kesulitan yang dihadapi guna menenti\ukan jalan pemecahan yang tepat.
·
Perbaikan : adalh tujuan utama supervisi untuk memperbaiki
situasi belajar dengan segala aspeknya kea rah yang lebih baik. Segala
kekurangan yang ditamuakn di follow up melaui tindakann nyata berupa bimbingan
dan pengarahan terhadap mereka yang membutuhkan (yang bermasalah).
·
Pembinaan : dalam pelaksanaannya
supervisor dapat mewujudkannya dalam bentuk bimbingan kea rah pembinaan orang
yang disupervisi dan perbaikan situasi dengan memanfaatkan segala sumber yang
ada demi tewujudnya tujuan-tujuan pendidkan yang dicita-citakan.
Fungsi-fungsi supervisi pendidikan sangat
penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah adalah
sebagai berikut:
a) Dalam
bidang kepemimpinan
·
Menyusun rencana
bersama.
·
Mengikutsertakan anggota
kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kwgiatan.
·
Memberikan bantuan kepada
anggota kelompok dalam mengahadapi suatu masalah.
·
Membangkitkan dan
memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota
kelompok.
·
Mengikutsertakan semua
anggota kelompok untuk menetapkan putusan-putusan
b) Dalam
hubungan kemanusiaan
·
Memanfaatkan kekeliruan
ataupun kesalahan yang dialaminya dan dijadikan pelajaran demi perbaikan
selanjutnya.
·
Mengarahkan anggota
kelompok pada sikap demokratis.
·
Memupuk rasa saling
menghormati sesame manusia.
c) Dalam
pembinaan proses kelompok
·
Mengenal masing-masing
pribadi anggota kelompok.
·
Memnimbulkan dan
memelihara sikap saling percaya antar anggota kelompok.
·
Memupuk sikap
tolong-menolong.
·
Memperbesar rasa
tanggung jawab dalam kelompok.
d) Dalam
bidang administrasi personel
·
Memilih personel yang
memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan.
·
Menempatkan personel
pada tugas yang sesuai.
e) Dalam
bidang evaluasi
·
Menguasai dan memahami
tujuan pendidikan secara khusus.
·
Menguasai dan memiliki
norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
·
Menguasai teknik-teknik
pengumpulan data untul memperoleh data yang lengkap.
·
Menyimpulkan dan
menafsirkan hasil-hasil penilaian.
2)
Fungsi supervisi
pendidikan secara umum
Dalam bukunya “Supervision of
Intruction” (Foundation and Dimention) Swearingen mengemukakan 8 fungsi utama
supervisi pendidikan sebagai berikut :
- Mengkoordiner semua usaha sekolah
- Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
- Memperluas pengalaman guru-guru
- Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
- Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
- Menganalisis situasi belajar mengajar
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan belajar mengajar
- Mengitegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
B.
JENIS
– JENIS SUPERVISI PENDIDIKAN
a.
Sepervisi umum dan
supervise pengajaran
Yang dimaksud dengan supervise umum adalah
supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara
tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kaontor-kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi
pengajaran adalah kegiatan-kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi
belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
b.
Supervise klinis
Supervise klinis termasuk bagian dari
supervise pengajaran. Dikatakan supervise klinis karena prosedur pelaksanaannya
lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan dalam proses belajar
mengajar dan kemudian diusahan secara langsung pula bagaimana cara memperbaiki
kelemahan tersebut.
Menurut Richard Waller memberikan
definisi tentang supervise klinis adalah supervise yang terfokus pada perbaikan
siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intensif terhadap penampilan mengaar yang sebenarnya dengan
tujuan untuk mengadakan modifikasi rasional.
Didalam supervise klinis cara
memperbaiki dilakukan dengan cara setelah supervisor mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap cara guru mengajar, dengan mengadakan diskusi balikan
antara supervisor dengan guru yang bersangkutan.
Agar lebih jelas tentang bagaimana
pelaksanaan supervise klinis, La Sulo mengemukakan ciri-ciri supervisi klinis
sebagai berikut:
·
Bimbingan supervisor
kepada guru atau calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
·
Jenis keterampilan yang
akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan
disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
·
Meskipun guru atau
calon guru memperguanakan berbagai keterampilan mengajar secara terintgrasi,
sasara supervise hanya beberapa keterampilan tertentu saja.
·
Instrument supervisi
dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan
kontrak.
·
Balikan diberikan
dengan segera secara obyektif (sesuai dengan hasil dari observasi).
·
Meskipun supervisor
telah mengaalisis dan mengiterpretasi data yang telah direkam oleh intrumen
observasi, di dalam diskusi balikan guru diminta terlebih dahulu menganalisis
penampilannya.
·
Supervisor lebih banyak
bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.
·
Sepervisi berlangsung
dengan suasana inti dan terbuka.
·
Supervisi berlangsung
dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi, dan diskusi atau pertemuan
balikan.
·
Supervisi klinis dapat
dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
mengajar dipihak lain juga digunakan dalam konteks pendidikan prajabatan maupun
dalam jabatan.
- Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional
Pengawasan melekat ialah suatu kegiatan
administrasi dan manajemen yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja untuk
mencegah terjadinya salah urus dan meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja
sesuai dengan kebijakan mentri pendidikan dan kebudayaan, peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan rencana yang telah ditetapkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan
pengawasan fungsional adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas.
C.
PENDEKATAN
DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN
Dalam pelaksanaan
supervisi, karakteristik guru yang dihadapi oleh supervisor pasti berbeda-beda.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi usia dan kematangan, pengalaman kerja, motivasi maupun
kemampuan guru. Karena itu, supervisor harus
menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karakteritik guru yang dihadapinya.
Apabila pendekatan yang digunakan tidak sesuai, maka kegiatan supervisi
kemungkinan tidak akan berjalan dengan efektif.
Menurut Ali Imron ada tiga pendekatan
dalam supervisi pengajaran. Pertama, pendekatan ilmiah yang merupakan warisan
era kejayaan gerakan manajemen ilmiah. Kedua, perndekatan artistic yang
merupakan wujud jawaban atas ketidak puasan terhadap pendekatan ilmiah. Ketiga,
pendekatan klinik yang diangkat dari model hubungan dokter pasien, sehingga
didalamnya terdapat diagnosisi-terapi dalam melaksanakan supervisi pengajaran.
Penjelasan lebih sebagai berikut:
1) Pendekatan
Ilmiah
Pendekatan ilmiah dalam supervisi pengajaran
ini terkait erat dengan pengupayaan efektifitas pengajaran. Dalam pendekatan
ini, pengajaran dipandang sebagai ilmu atau science. Oleh pengajaran dipandang
sebagai science maka perbaikan pengajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Guna meningkatkan dan mengupayakan perbaikan pengajaran,
maka seorang guru supervisor yang menggunakan pendekatan ini dapat melaksanakan
tiga hal yaitu:
a. Mengimplementasikan
hasil temuan para peneliti.
Dari temuan para peneliti akan
diketahui mana pengajaran yang efektif dan mana pengajaran yang kurang efektif.
Selain itu juga didapatkan teori-teori pengajaran yang senantiasa teruji, baik
sebagi pemuat atas teori-teori lama maupun sebagi pengembangan teori-teori
pengajaran yang selama ini ada. Jika para peneliti telah menemukan banyak hal
mengenai keefektifitasan pengajaran menemukan teori-teori yang sudah teruji
kebenarannya, maka tugas guru beserta supervisorlah untuk memanfaatkannya.
Dengan demikian, konstribusi yang diberiakn oleh peneliti tersebut, mencapai
sasarannya. Tidak hanya itu, pengajaran yang dilakukan oleh guru jaga dibangun
di atas teori yang secara empiric telah teruji berkali-kali dan meyakinkan.
b. Bersama-sama
dengan peneliti mengadakan penelitian di bidang pengajaran dan hal lain yang
bersangkutpaun dengannya.
Ini akan mendaptkan pengalaman
nyata dalam menentukan efektif tidaknya pengajaran . action research harus
dilakukan oleh supervisor bersama-sama peneliti. Dengan demikain,
problem-problem pengajaran di sekolah dapat terpecahkan. Supervisor
bersama-sama dengan peneliti dapat juga meneliti prosedur-prosedur mengajar
yang dilakukan oleh guru.
c. Menerapkan
metode ilmiah dan mempunyai sikap ilmiah dalam menentukan efektifitas
pengajaran.
Supervisor perlu merumuskan masalah
berdasarkan kerangka teori pengajaran, menyususn hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis yang relevan, menguji
hipotesisi, dan akhirnya menarik kesimpulan. Dengan menerapkan
prosedur-prosedur demikaian, maka supervisor akan mendapat gambaran mengenai
pengajaran yang dilakukan oleh gur bersam denagan siswanya. Dalam menerapkan
prosedur-prosedur sebagaimana dalam metode ilmiah, perlu ada sikap ilmiah
supervisor. Sikap ilmiah tersebut, antara lain adalah: jernih dalam memandang persoalan
tanpa ada pertensi, menjaga jarak dengan hal yang diamati, objektif serta
menggunakan kerangka-kerangka yang diakui dalam pendekatan ilmiah.
Terdapat tiga pandangan
mengenai pendekatan ilmiah dalam supervisi
pengajaran yakni :
a. Supervise
pengajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai bagian dari gerakan
manajeman ilmiah
Supervise pengajaran yang
menggunakan pendekatan ilmiah ini dipandang dapat memberikan response atas
kekurangan-kekurangan dalam menilai efektifitas pengajran. Kekurang tersebut,
bisa berupa; kurang tegas dan kurang jelasnya standar-standar yang dipergunakan
untuk menilai efektiftidaknya pengajaran dewasa ini, sulitnya menentukan
metode-metode yang paling baik, sulitnya menentukan guru mana yang mengajar dan
melaksanakan tugas paling baik. Oleh karena itu tugas utama supervise
pengajaran untuk membantu guru dalam menyeleksi metode-metode mengajar dan
memperbaharui kemampuan guru-guru dalam mengajarnya dengan berlandaskan penelitian, sehingga dapat dilakukan
perbaikan secara tepat.
Sebelum membantu menyeleksi metode
mengajar hal yang dilakukan oleh supervisor adalah menemukan prosedur mengajar
yang paling baik, penampilan mengajar yang paling baik setelah menemukan
sendiri baru dapt membantu guru menemukan metode-metode yang dapt menjamin
keberhasilan siswa yang diajar secara maksimal. Sedangkan sebelum memperbaharui
guru-guru, supervisor terlebih dahulu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan
mengajar guru, melalui pengukuran pengetahuan guru tentang meteri pelajaran,
dan pengukuran pengetahuan tentang proses pengajaran. Pengukuran juga dapat
diaksentasikan pada kemampuan guru dalam memandang pengajaran dari perspektif
akademis dan social. Selain itu, pemgukuran dapt juga dilakukan atas kesabaran
dan energi yang dimiliki oleh guru.
b. Supervise
pengajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai gambaran hasil
penelitian dan aplikasi metode pemecahan masalah
John Dewey (dalam Burhanuddin,dkk.
hal. 29, 2006) mengemukakan tujuan supervise pengajaran dengan menggunakan
pendekatan imiah adalah 1) Membantu mengembangkan kemampuan guru untuk
memcahkan problem kelas secara ilmiah, 2) Dalam membantu mengembangkan
kemampuan guru untuk memcahkan problema kelas secara ilmiah tersebut, tidak
boleh terpengaruh oleh factor tradisi dan diaktifkan oleh factor inquiri.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh
supervisor bersama guru adalah melaksanakan eksperimentasi mengenai cara,
prosedur-prosedur dan metode-metode baru dalam menagjar; melihat pengaruh
cara-cara, prosedur-prosedur dan metode-metode baru terhadap keefektifan
pengajaran. Kegiatan ini dilakukan karena dilandasi oleh suatu asumsi, bahwa
suatu pengajaran akan meningkat efisiensinya manakala:1) supervisor mau
membimbing guru menerjemahkan tujuan sekolah denagn rumusan yang dapt dipahami
oleh guru; 2) supervisor mau membantu guru menyesuaikan kurikulum dengan
individualitas siswa dan lingkungan masyarakat siswa; 3) supervisor mau
membantu guru menganalisis pengajaran; 4) supervisor mau menilai kualitas
pengajaran guru; 5) supervisor mau mengukur efisiensi pengajaran yang dilakukan
oleh guru.
c. Supervise
pengajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai bagian dari
ideology demokrasi
Maksudnya setiap penilaian atau judgment
terhadap baik buruknya seorang guru dalam mengajar, harus didasarkan pada
penelitian dan analisis statistik yang ditemukan dalam action research
terhadap problem pembelajaran yang dihadapi
oleh guru. Intinya supervisor dan guru harus mengumpulkan data yang cukup dan menarik kesimpulan
mengenai problem pengajaran yang
dihadapi guru atas dasar data yang
dikumpulkan. Hal ini sebagai perwujudan terhadap ideologi demokrasi, di
mana seorang guru sangat dihargai keberadaannya, serta supervisor menilai tidak
atas dasar opini semata.
2) Pendekatan
Artistik
Supervisi
artistik dapat dikatakan sebagai antitesa terhadap supervisi ilmiah. Supervisi
ini bertolak dari pandangan bahwa mengajar, bukan semata-mata sebagai science
tapi juga merupakan suatu art. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mengajar guru
juga harus mempertimbangkan dimensi tersebut.
Elliot W.
Eisner (1982) menyatkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan supervisi
artistik, ialah pendekatan yang menekankan pada sensitivitas, perceptivity,
dan pengetahuan supervisor untuk mengapresiasi segala aspek yang terjadi di kelas, dan kemudian menggunakan bahasa yang
ekspresif, puitis serta ada kalanya metaforik untuk mempengaruhi guru agar melakukan perubahan terhadap apa yang telah
diamati di dalam kelas. Dalam supervisi ini, instrumen utamanya bukanlah
alat ukur atau pedoman observasi, melainkan
manusia itu sendiri yang memiliki perasaan terhadap apa yang terjadi. Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk meningkatkan
kualitas kehidupan (suasana) kependidikan di sekolah.
Menurut
pendekatan artistik, supervisor haruslah tahu soal pengajaran dan berpengalaman
menjadi seorang pengajar. Sehingga ketika yang bersangkutan memberikan makna
atas pengajaran yang sedang berlangsung tidak menyimpang. Dalam mengaplikasikan
pendekatan ini, ada beberapa langkah panduan yang bisa diikuti olah supervisor
yakni sebagai berikut:
a.
Ketika
mau berangkat ke lapangan(sekolah), seorang supervisor sebaiknya tidak
mempunyai pengetahuan atau gambaran tetnag pengajaran yang akan diamati. Hal
ini dimaksudkan ketika mengamati di lapangan dapt menghimpun informasi
selengkap mungkin.
b.
Mengadakan
pengamatan terhadap guru uang sedang mengajar. Pengamatan hendaknya dilakukan
dengan cermat, teliti,utuh, menyeluruh serta berulang-ulang.
c.
Supervisor
memberikan penilaian(interpretasi) atas hasil pengamatan secara formal.
Dikatakan secara formal, karena penilaian yang sebenarnya dilakukan ketika
kegiatan berlangsung. Kejadian-kejadian dalama pengajaran, setiap kali dilihat
setiap itu pula dinilai/diamati agar makna yang terjandung dapat ditanagkap.
d.
Supervisor
menyusun hasil penilaian dalm bentuk narasi. Narasi ini dibuat agar dapat
melukiskan pengajaran guru sesuai dengan kenyataan.
e.
Penyampaian
hasil penilaian megajar yang sidah dinarasikan oleh supervisor kepada guru.
Dalam penyampaian ini supervisor harus memberikan informasi kepada guru bahwa
hasil penilaian ini bukan untuk diterima atau ditolak tetapai sebagai refleksi
atas hasil pengamatan pengajaran yang telah dilakukan secra intensif.
f.
Balikan
dari guru terhadap supervisi yang diberikan oleh supervisor. Dalam balikan ini
bisa terjadi semacam diskusi atau tidak. Supervisor dan guru bisa saling
mengemukakan visi atas pengajaran yangs sedang belangsung, sehingga ahkirmya
dapat ditemukan perbaiakna untuk pengajaran.
3) Pendekatan
Klinik
Supervisi
klinis berangkat dari cara pandang kedokteran, yaitu untuk mengobati penyakit,
harus terlebih dahulu diketahui apa penyakitnya. Inilah yang harus dilakukan
oleh supervisor terhadap guru apabila ia hendak membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran mereka. Sergiovanni(dalam Burhanuddin, dkk, hal. 44, 2006)
menyatakan bahwa supervisi penagajaran dengan pendekatan klinik adalah suatu
pertemuan tatap muka antara supervisor dengan guru, membahas tentang hal
mengajar di dalam kelas guna perbaikan pengajaran dan pengembangan profesi.
Dalam pendekatan klinik ada beberapa
tahap-tahap yakni pertama pertemuan awal (pre conference), kedua observasi,
ketiga pertemuan balikan(post conference). Ketiga tahapan jika digambarkan
sebagai berikut:

1. Tahap
Pertemuan Awal
Pada tahap ini membutuhkan kiat
khusus dari supervisor untuk menciptakan suasana yang menyenagkan,
kekeluargaan, kesejawatan, dam kehangatan. Sehingga guru tidak merasa takut
terhadap supervisornya dan berani mengungkapkan permasalahan mengajar yang
dihadapinya. Jika guru belum berani mengungkapkan permasalahannya, maka
sipervisor diharapkan mampu memancing pembicaraan guru dengan pertanyaan yang
baik. Target akhir dari tahap ini adalah guru beserta supervisor mempunyai
kesepakatan(diwujudkan dalam bentuk kontrak) mengenai hal-hal yang menjadi
pusat perhatian amatan dan perbaikan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
a. Supervisor
menciptakan suasana yang intim dan terbuka
Kalimat yang diucapkan oleh
supervisor kepada guru misalnya:
·
Apa kabar Pak/Bu?
·
Bagaimana kondisi
anak-anak dirumah?
·
Apa yang dapat saya
bantu?
·
Dan sebagainya
b. Supervisor
mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, yang mencakup tujuan
pembelajaran, bahan, kegiatan belajar, serta alat evaluasinya
Kaliamat yang diucapkan oleh
supervisor kepada guru misalnya:
·
Apa boleh saya melihat
persiapan mengajarnya?
·
Apa tujuan
pembelajarannya?
·
Apa materi yang
disampaikan?
·
Bagaimana kegiatan
belajar mengajarnya?
·
Apa alat-alat yang
digunakan dalam proses belajar mengajar?
·
bagaimana evaluasinya?
c. Supervisor
mereview komponen yang akan dicapai oleh guru dalam kegiatan belajar
Kalimat yang diucapkan oleh
supervisor kepada guru misalnya:
·
Dari masalah yang
Bapak/Ibu hadapi, kemampuan atau keterampilan apa yang ingin Bapak/Ibu tingkatkan?
·
Dari situ,
komponen-komponen apa saja yang ingin dipraktekkan?
d. Supervisor
bersama guru memilih dan mengembangkan instrument observasi yang akan digunakan
Kalimat
yang diucapkan oleh supervisor kepada guru misalnya:
· Dari
komponen-komponen tersebut, apakah Bapak/Ibu sudah membuat instrumennya?
· Bagaimana
kalau menggunakan instrument yang semacam ini?
· Komponen
mana saja yang perlu ditambahkan?
e. Supervisor
dan guru mendiskusiakn instrumen tersebut, meliputi cara penggunaanya serta
data yang akan dijaring. Hasilnya berupa kontrak yang disepakati bersama.
Kaliamat yang diucapkan oleh
supervisor kepada guru misalnya:
·
Mari kita lihat
instrument yang telah kita buat.
·
Kolom-kolom yang ada di
instrument kita isi semacam ini.
·
Data-data yang akan
dijaring anatara lain….
·
Bagaiaman menurut
Bapak/Ibu?
2. Tahap
Observasi
Pada
tahap ini guru mengajar di kelas dengan menerapkan komponen-komponen
keterampialn yang sudah disepakati pada tahap sebelumnya. Sedangkan supervisor
mengobservasi guru dengan mengguanakn instrument observasi yang telah
disepakati bersama. Selain itu supervisor juga merekam secara objektif tingkah
laku guru dalam mengajar, tingkah laku siswa dalam belajar, dan interaksi
guru-siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun kegiatan dalam tahap ini
meliputi:
a. Memasuki
ruanagan kelas yang akan diajar oleh guru bersama-sama denagn supervisor.
b. Guru
memberikan penjelasn kepada siswa tentang maksud kedatanagn supervisor ke ruang kelas
c. Guru
mempersialhkan supervisor menempati tempat yang telah disediakan
d. Supervisor
mengobservasi penampilang mengajra guru dengan menggunakan format observasi
yang telah disepakti
e. Setelah
proses belajar mengajar selesai, guru bersama-sama denagn supervisor
meninggalkan ruangan kelas dan berpindah keruanagn khusus untuk melaksanakan
aktivitas supervise
Dalam
pelaksanaan observasi ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. Catatan
observasi harus lengkap, supaya analisisnya tepat
b. Objek
observasi harus terfokus pada aspek keterampilan tertentu
c. Selain
rekaman observasi, dalam hal tertentu supervisor perlu membuat
komentar-komentar yang letaknya terpisah denagn hasil rekaman obsevasi
d. Kalau
ada kata-kata guru yang menganggu proses belajr mengajar perlu dicatat oleh
supervisor
e. Supervisor
hendaknya berusaha agar selama observasi guru tidak gelisah maka supervisor
berpenampilan secara wajar.
3. Tahap
Pertemuan Balikan
Sebaiknya
dalam tahap pertemuan balikan ini dilakukan denagn segara setelah mengadakan
observasi, agar apa yang dilakukan oleh guru masih segar dalm ingatan guru
sendiri dan dalam ingatan supervisornya. Adapun kegiatan dalam tahap ini
adalah:
a. Supervisor
memberikan penguatn kepada guru yang baru saja mengajar. Supervisor juga dapat
menanyakan kepada guru tentang perasaan yang ia rasakan selama mengajar.
Suasana demikian harus dibangun, agar guru tidak merasa akan diadili.
b. Supervisor
bersama-sama dengan guru membicarakan kembali kontrak yang pernah dilakukan,
mulai dari tujuan pengajaran yang pernah dirumuskan dan dimaksud dicapai dalm
pembalajaran, materi pengajaran yang disampaikan dalam pembelajaran, metode
serta pelaksanaan evaluasi pengajarn.
c. Supervisor
menunjukkan hasil observasi yang ia lakukan berdasrkan format atau instrument
yang telah disepakati. Hasil observasi yang disampaikan oleh supervisor ini
berupa data mentah dan data yang telah diinterprestasikan. Selanjutnya, guru
diminta memberikan tanggapan atas hasil observasi yang telah disampaikan oleh
supervisor.
d. Supervisor
menanyakan kepada guru, bagaimana perasaannya dengan hasil observasi tersebut
e. Supervisor
bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil pencapaian latihan pengajaran yang
telah dilakuakan. Berdasarkan atas kesimpulan tersebut, supervisor membuat
kesimpulan. Akhirnya supervisor bersama-sama guru membuat rencana latihan
berikutnya.
D.
Pelaksanaan
Supervisi dalam Rangka Pembinaan Profesional Guru
Pada hakekatnya supervisi pendididkan
merupakan salah satu pendekatan yang sangat strategis dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan. Pembinaan professional guru perlu dilakukan di sekolah sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan kesesuaian program pendidikan, baik
kualitas guru dalam mengajar, kualitas belajar siswa, maupun kesesuaian bahan
dan cara mengajar dengan tuntutan kebutuhan siswa, masyarakat dan negara.
Burhanuddin dkk (2006: 115) menyebutkan
bahwa pembinaan professional adalah usaha memberi bantuan kepada para guru guna
memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan mengajar dan menumbuhkan
sikap professional mereka sehingga menjadi lebih professional dalam mengelola
kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Pembinaan ini
dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kemampuan dan pengetahuan
dalam mengelola proses belajar mengajar dan hasil belajar.
Manfaat pembinaan professional bagi
aparat sekolah (Burhanuddin dkk, 2006: 115) yaitu:
1. Untuk
mengembangkan suatu jaringan dan sistem pembinaan dengan melibatkan secara
aktif seluruh unsur pembina guru dalam suatu pembinaan professional terpadu.
2. Untuk
meningkatkan kemampuan guru dalm mengelola kegiatan belajar mengajar secara
optimal
3. Untuk
meningkatkan kemampuan kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya untuk
membantu guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan pembinaan meliputi pembinaan
yang bersifat administratif seperti cara mengelola dana, cara memelihara
bangunan, disiplin sekolah dan pembinaan akademik meliputi pengelolaan kegiatan
belajar mengajar, menajemen kelas dan penilaian. Kemampuan mengelola kegiatan
belajar mengajar bergantung pada kemampuan professional guru.
Dari penjelasan di atas, maka yang
menjadi fokus pembinaan professional adalah memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, supaya
pengembangan sikap dan kemampuan anak menjadi lebih optimal. Sistem pembinaan
yang sehat hendaknya mampu menciptakan iklim sekolah di mana guru-guru merasa
dihargai, percaya diri dan memperoleh kesempatan yang memadai bagi pengembangan
inisiatif dan kreativitas. Keberhasilan program pembinaan tergantung pada cara
pembina berkomunikasi dan berinteraksi dengan para guru
Ada
beberapa komponen yang terkait dalam sistem pembinaan professional guru, yaitu:
1. Ketenagaaan:
Pembina, penilik, kepala SD, guru, tutor inti, guru pemandu mata pelajaran,
yang melakukan fungsinya masing-masing disertai dedikasi dan komitmen terhadap
tugasnya.
2. Perangkat
gugus sekolah: SD Inti, SD Imbas, PKG, dengan KKG, KKKS, dan KKPS
3. Program
penataran: diskusi, seminar, tutorial, pokok-pokok masalah, kebutuhan-kebutuhan
riil dan praktis dalam proses belajar mengajar, jadwal dan pelaksanaan program.
4. Manajemen:
organisasi, struktur kepengurusan, mekanisme kerja, disipli, motovasi dan
pelaporan.
5. Dana:
sumber-sumber pendanaan penggunaan dan pertanggungjawaban.
6. Monitoring
dan evaluasi: monitoring rutin dan analisis permasalahan hasil tes belajar.
Pilihan terhadap pengembangan supervisi
pembinaan profesional berlandaskan kepada pemikiran bahwa pendidikan yang
berkualitas harus ditangani oleh pengelola pendidikan yang berkualitas. Siswa
yang berkualitas sebagai output SD juga merupakan hasil dari guru-guru yang berkualitas.
Untuk itu, pembinaan sebagai suatu sistem diperlukan untuk melakukan
pengembangan staf serta meningkatkan mutu professional guru.
Pembinaan professional pada dasarnya
berbentuk kegiatan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan KBM sebagai hasil,
inisiatif, dan kreativitas guru dan pembinanya. Pengembangan hasil inisiatif
dan kreativitas itu dilakukan melalui pengkajian gagasan-gagasan inovatif,
seperti menemukan dan mencari cara pemecahan suatu masalah yang berkaitan
dengan kegiatan belajar, sehingga perbaikan dan peningkatan kualitas proses
belajar mengajar dapat terwujudkan.
Langkah-langkah dalam menyusun program
pembinaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram
Model Dinamis Pengembangan Program Pembinaan Profesional
Dari diagram di atas, terdapat beberapa
langkah dalam menyusun program pembinaan professional, diantaranya:
1. Mengidentifikasi
masalah-masalah proses belajar mengajar pembinaan
Upaya
memperbaiki dan meningkatkan pengajaran hanya dapat dilakukan apabila guru dan
pembina mengenal dan memahami masalah yang sedang dirasakan. Untuk dapat mengenal
masalah tersebut, pembina dapat melakukan cara, misalnya observasi kelas,
menyelenggarakan rapat sekolah, mewawancarai guru secara informal, dan
sebagainya.
2. Menganalisa
masalah
Masalah-masalah
professional yang berhasil diidentifikasi perlu dikaji lebih lanjut supaya
diketahui masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya. Selanjutnya
masalah tersebut dikelompokkan sesuai jenis kasusnya (kasus perseorangan atau
kasus yang dihadapi oleh kebanyakan guru)
3. Merumuskan
cara-cara pemecahan masalah
Pembina
bersama guru atau dengan pembina lainnya mengkaji masalah-masalah tersebut
kemidian mencari berbagai cara pemecahan yang mungkin dilakukan. Dalam
pengkajian ini, setiap alternative pemecahan dipelajari kemungkinan
keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat.
Alternatif terbaik adalah alternative yang
paling mungkin dilakukan dan memiliki nilai tambah yang paling besar
bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar anak.
4. Implementasi
pemecahan masalah
Dalam
langkah ini pemecahan masalah tidak sekedar dipahami, akan tetapi harus
dipraktekkan di kelas. Dalam hal ini, pembina perlu memonitor apa yang terjadi
dengan melakukan pengamatan. Untuk membangun semangat guru dalam melaksanakan
perbaikan pengajaran, para pembina sebaiknya berperan sebagai fasilitator dan
mampu memberikan dorongan motivator, bimbingan dan nasehat kepada guru-guru.
5. Evaluasi
dan tindak lanjut
Langkah
ini merupakan proses pengumpulan informasi yang nantinya dapat digunakan
sebagai upaya perbaikan pengajaran lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin,dkk.
2006. Supervisi pendidikan dan
pengajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
terima kasih
BalasHapusluckyclub - Get Bonus and Play At the Best Online Casino
BalasHapusLucky Club is an online gambling platform where you can play all your favourite online games. Join today for a massive welcome bonus package worth up to luckyclub.live $3000!